Berani Berubah itu Baik
Tak
terasa gadis mungil yang berambut panjang hitam bernama Caroline Basuki ini
mengenakan seragam putih abu-abu di sekolah barunya, SMA Merpati. Kebebasannya
lepas dari seragam putih biru masih dirasakannya. Caroline menemukan dunia
barunya, dimana ia bisa menjadi orang yang lebih baik. Dari manja hingga
menjadi lebih mandiri. Hari-hari Masa Orientasi Siswa dilaluinya. Dia masih
menjadi seorang gadis yang pendiam dan kekanak-kanakan.
Minggu
kedua di hari Rabu, hari dimana ada pelajaran bu Bestari. Bu Bestari adalah
guru Bahasa Indonesia. Ibu Bestari memberikan tugas kepada anak muridnya.
Tugasnya adalah membuat artikel berita di lingkungan luar sekolah. Waktu yang
diberikan 10 hari. Bu Bestari memperbolehkan murid-muridnya untuk bekerja sama.
Namun, tugas tetap menjadi tugas individu.
“Maria,
kita kerjain tugasnya bareng yuk” ajak Caroline kepada Maria. Rumah Maria
berdekatan dengan rumah Caroline. Jadi, mereka bisa mengerjakan tugas dengan
lebih mudah
“terserah
kamu aja, Lin. Batas waktunya kan masih 10 hari lagi. Masih banyak waktu” jawab
Maria santai
Tiga
hari berlalu namun Caroline belum mendiskusikan tugas dengan Maria. Caroline
pun menghubungi Maria via telepon
“Mar,
aku ke rumah kamu aja ya. Kita diskusi tentang tugas yang mau kita buat” ucap
Caroline
“nanti
aja deh, Lin. Males banget siang-siang gini sih enaknya tidur” jawab Maria
Caroline
sadar jika ia tidak cepat mengerjakan tugas dan terus menundanya, waktu akan
habis. Tugas ini tidaklah mudah. Harus membuat artikel seperti di koran dan
terjun langsung ke lapangan untuk mencari fakta yang ada.
Dengan
penuh semangat Caroline mengerjakannya sendiri. Ia akan membuat artikel tentang
kebersihan jalan raya. Ketika Caroline sedang berjalan-jalan mencari sesuatu
yang dapat ditulis di artikel nya, Ia melihat bapak tukang sapu yang berumur
sekitar lima puluh tahun. Ia mendekati bapak tukang sapu itu dan mendapatkan
sedikit cerita darinya.
Bapak
tukang sapu berkorban keringat hanya demi kebahagiaan istri dan ketiga anaknya.
Selalu melawan panasnya terik matahari, tempat kumuh, becek, dan kotor. Dengan
upah yang hanya dua puluh ribu rupiah bapak tidak pernah protes. Keikhlasan
hati yang bisa membuatnya tegar.
“rumah bapak dimana?” tanya Caroline
dengan nada prihatin
Bapak tukang sapu itu menunujukan
rumahnya. Ketika sampai di rumah bapak tukang sapu, Caroline melihat ada tiga
orang anak dan seorang ibu yang umurnya terlihat lebih muda dibanding bapak
tukang sapu. Mereka sedang makan. Makanan yang terlihat hanya sedikit nasi dan
satu telur dadar. Satu telur dadar itu dibagi berlima.
“kakak mau makan?” anak bapak tukang
sapu berumur sembilan tahun itu menawarkan nasi dan sedikit potongan telur
dadar yang berlumuran kecap ditangannya kepada Caroline dengan nada polos. Caroline
memandangi tangan anak bapak tukang sapu itu dengan penuh rasa kasihan.
“enggak usah, kakak udah kenyang. Adik
aja yang makan” jawab Caroline dengan lembut dan senyum di bibirnya
Dengan mudah Caroline menyesuaikan
diri dengan keluarga bapak tukang sapu itu. Ia bermain, belajar, dan bercerita
bersama ketiga anak bapak tukang sapu dengan gembira dan semangat.
Hari sudah sore dan waktunya Caroline
untuk kembali ke rumah.
Akhirnya batas waktu yang sudah di
berikan Bu Bestari sudah habis. Dan waktunya mengumpulkan tugas. Semua
anak-anak mengumpulkan tugas ke depan kecuali Maria.
“Maria, mengapa kamu tidak
mengumpulkan tugas?” tanya Bu Bestari
“saya enggak sempat bikin bu. Saya
lupa ada tugas dari ibu” jawab Maria dengan nada takut
“ibu memberikan waktu yang singkat
untuk kalian agar kalian belajar untuk lebih cepat mengerjakan tugas dan tidak
menunda waktu” jelas Bu Bestari
“kalian sekarang sudah menjadi siswa
SMA. Penuh semangat, cepat bergerak, dan pandai menyesuaikan diri dengan
lingkungan” lanjut Bu Bestari dengan penuh semangat
Maria pun meminta maaf kepada Bu
Bestari dan janji akan mengerjakan tugasnya dengan segera. Dan Caroline
mendapatkan nilai terbaik.
Nama :
Mira Adita Widianti
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Kelompok : Dinamis
FISIP UNS 2012
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Kelompok : Dinamis
FISIP UNS 2012